Pages

Isnin, 5 September 2011

Setitik demi setitik mata berkaca,

Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang


Tiada nikmat yang kekal di dunia, 
Begitu juga tiada duka yang kekal di dunia ini.
Terkadang seperti terasa beriman,
Terkadang seperti terlalu berdosa,
Dalam kesukaan ngilai tawa terasa berdosa,
Dalam kesedihan menangis, kesesalan menggamit.

Hancur kemusnahan dalam kegelapan,
Lebur kehancuran dalam kejahilan,
Ketika alam mula mengamuk;
Gunung mengeluarkan api,
Air dingin bertukar larva,
Beranikah berlawan dengan alam waktu itu?

Sesal, yakni kesesalan yang menyakitkan,
Tidak bisa mengubah sesaat lampau,
Tidak terdaya memusingkan walaupun sedetik,
Setitik demi setitik mata berkaca,
Hati seakan dihempap beban,
Gedik dan luasnya keterlaluan; gunung dan lautan.

Tangis dan tawa, dosa dan pahala,
Fitrah dimiliki manusia; jahil atau beriman,
Kekalahan semalam usah dikenang,
Mara bergerak membina kemenangan,
Panji hamba digendong berperang,
Redha-Nya bersama pejuang.

Gedik mana kemurkaan-Mu,
Gedik lagi keampunan-Mu,
Aku berjalan, Kau berlari,
Aku sehasta tapi Kau sedepa,
Kau meluaskan tapi aku menyempitkan,
Nikmat apa yang telah aku dustakan ini?

Dalam gelap Kau hadiahkan cahaya,
Hadiah; membuatkan hati ditombo-i,
Nikmat apa yang telah aku dustakan ini?
KHALI,
Khusnul dan suul itu kepunyaan-Mu,
Tidak layak dirku untuk mempersoalkan,
Tetapi satu sahaja permintaanku,
Jangan pernah Kau lepaskan tangan yang telah dipimpin ini.



1 ulasan:

  1. sesungguhnya..
    air mata kita yg menangis keranaNYA ATAS dosa2 yg lampau,akan menjadi saksi kita di akhirat kelak spy kita dijauhkan drpd azab api neraka..sesungguhnya ALLAH BERSAMA OWG YG MENGINGATINYA.:'( SUBHANALLAH,,,

    BalasPadam